Kabar Gembira! Guru Ngaji dan Da’i Kini Bisa Punya Rumah Sendiri Lewat KPR Subsidi Syariah

7 Min Read

Pernahkah Anda membayangkan para guru ngaji dan da’i yang tanpa lelah mendedikasikan hidupnya untuk membimbing umat? Di tengah pengabdian mereka, urusan papan atau tempat tinggal seringkali menjadi tantangan. Kabar baiknya, kini ada secercah harapan baru. Pemerintah, melalui sebuah kolaborasi strategis, resmi meluncurkan program pembiayaan rumah subsidi dengan skema syariah yang khusus menyasar para da’i, guru ngaji, aktivis Islam, dan pegawai ormas Islam di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Ini bukan sekadar wacana. Program ini adalah wujud nyata kepedulian pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan “karpet merah” bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar bisa memiliki hunian yang layak . Inisiatif ini diluncurkan secara simbolis bertepatan dengan Milad ke-50 MUI, menandai sebuah kado istimewa bagi para pejuang agama yang menjadi pilar spiritual bangsa.

Langkah ini menjadi terobosan yang tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga sebuah pengakuan atas peran penting mereka di tengah masyarakat. Mari kita bedah lebih dalam program yang membawa angin segar ini.

Kolaborasi Emas untuk Kesejahteraan Umat

Program mulia ini tidak akan terwujud tanpa sinergi yang kuat dari berbagai pihak. Ini adalah kerja keroyokan yang melibatkan lembaga pemerintah, BUMN, hingga organisasi keagamaan.

Siapa Saja yang Terlibat?

Program ini merupakan hasil kolaborasi apik antara tiga pilar utama:

  • Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP): Sebagai regulator dan perumus kebijakan perumahan nasional.
  • Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera): Bertugas mengelola dana dan memastikan pembiayaan perumahan terjangkau dan inklusif.
  • PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN): Sebagai lembaga keuangan yang menjadi motor utama penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi di Indonesia.

Tentu saja, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memegang peran sentral sebagai mitra strategis. MUI membantu dalam penyediaan dan pemutakhiran data agar program ini benar-benar tepat sasaran kepada para da’i, guru ngaji, dan aktivis Islam yang membutuhkan. Peluncuran program ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara ketiga pihak di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta .

Skema Pembiayaan yang “Nyaman di Hati”

rumah subsidi untuk guru ngaji lewat kpr syariah
Penyerahan simbolis kunci rumah kepada 25 guru ngaji dan pendidik agama sebagai perwakilan dari 1.975 peserta akad massal.

Salah satu daya tarik utama dari program ini adalah skema pembiayaannya. Pemerintah dan BTN sadar betul bahwa skema yang ditawarkan harus sejalan dengan prinsip dan keyakinan para calon penerima manfaat.

Mengapa Menggunakan Skema Syariah?

Program ini secara khusus menggunakan skema KPR Sejahtera dan Pembiayaan Tapera yang berbasis syariah . Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menegaskan bahwa tujuannya adalah agar para tokoh dan penggerak umat Islam dapat memiliki hunian layak dengan skema yang “nyaman di hati”. Pendekatan ini memastikan proses kepemilikan rumah bebas dari unsur riba dan sesuai dengan kaidah Islam, memberikan ketenangan batin bagi para penerimanya.

Target dan Angka yang Mengesankan

Komitmen pemerintah dalam program ini sangat serius, terlihat dari angka-angka yang ditargetkan.

  • Target Awal: Untuk tahun 2025, program ini menargetkan pembiayaan untuk 5.000 unit rumah subsidi bagi komunitas MUI.
  • Kado Milad MUI: Sebagai penanda dimulainya program, pemerintah secara simbolis menyerahkan 1.975 rumah subsidi kepada guru ngaji dan tokoh agama di seluruh Indonesia dalam rangka Milad ke-50 MUI.
  • Alokasi Nasional: Program ini adalah bagian dari alokasi rumah subsidi nasional terbesar dalam sejarah, yaitu sebanyak 350.000 unit untuk tahun ini .
  • Peran Vital BTN: Dari total alokasi tersebut, BTN menjadi kontributor terbesar dengan menyalurkan pembiayaan untuk 220.000 unit.

Kisah Nyata Penerima Manfaat: Dari Kontrakan ke Rumah Sendiri

rumah subsidi
Ilustrasi rumah subsidi

Program ini bukan lagi sekadar angka di atas kertas. Manfaatnya sudah mulai dirasakan langsung oleh para guru ngaji. Salah satunya adalah Anwar, seorang guru ngaji di Yayasan Madani, Bogor.

Dalam sebuah diskusi dengan Menteri PKP Maruarar Sirait, Anwar mengaku sangat bahagia. Sebelumnya, ia harus membayar uang kontrakan sebesar Rp1 juta per bulan. Kini, dengan KPR FLPP dari BTN Syariah, ia hanya perlu membayar angsuran Rp1,1 juta per bulan, tetapi untuk rumah miliknya sendiri.

“Saya senang daripada ngontrak rumah. Apalagi bangunannya bagus, airnya bagus, lingkungannya juga bagus,” ungkap Anwar dengan gembira.

Kisah serupa datang dari Dinda, seorang guru Bahasa Arab di Depok. Meski belum menikah, ia sudah berhasil memiliki rumah subsidi sendiri di Bekasi berkat program ini. Kisah-kisah seperti ini menjadi bukti nyata bahwa program tersebut berhasil menyentuh langsung kebutuhan masyarakat di akar rumput.

Dukungan Penuh dari Para Tokoh Bangsa

Inisiatif ini mendapat sambutan hangat dan dukungan penuh dari berbagai tokoh penting. Menteri PKP Maruarar Sirait menyebut program ini sebagai implementasi arahan langsung dari Presiden Prabowo untuk memikirkan “karpet merah bagi orang-orang kecil di bidang perumahan”.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Ma’ruf Amin, juga mengapresiasi program ini. Menurutnya, memberikan kemudahan bagi seseorang untuk mendapatkan rumah adalah bagian dari perintah agama dan harus didukung penuh . Senada dengan itu, Ketua Umum MUI, K.H. Anwar Iskandar, menyebut program ini sebagai amal jariyah.

“Marilah kita sama-sama menanam sesuatu yang bermanfaat untuk dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang,” ujarnya .

BTN Syariah Sebagai Motor Penggerak

Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kesiapan lembaga penyalur, dan BTN Syariah telah menunjukkan komitmen dan kinerja yang solid. Data per Maret 2025 menunjukkan performa yang meyakinkan:

  • Penyaluran pembiayaan perumahan subsidi oleh BTN Syariah mencapai Rp28,5 triliun, tumbuh 16,3% secara tahunan (yoy).
  • Secara total, pembiayaan yang telah disalurkan BTN Syariah mencapai Rp46,26 triliun, atau naik 18,2% (yoy}.

Angka-angka ini menegaskan posisi BTN sebagai pilar utama dalam menyukseskan program perumahan nasional, khususnya yang berbasis syariah.

Program rumah subsidi untuk guru ngaji dan da’i ini adalah sebuah langkah maju yang patut diapresiasi. Ia tidak hanya menjawab masalah kebutuhan dasar akan hunian, tetapi juga mengangkat martabat dan mengakui jasa para pendidik agama. Dengan kolaborasi yang solid dan skema yang menenangkan, program ini diharapkan dapat terus bergulir dan menjangkau lebih banyak lagi pahlawan tanpa tanda jasa di seluruh pelosok Indonesia.

Share This Article