Pernahkah Anda merasa pusing tujuh keliling memikirkan modal usaha? Apalagi jika Anda adalah seorang pelaku usaha mikro yang setiap hari berjuang agar dapur tetap mengepul. Di tengah situasi sulit, secercah harapan seperti bantuan pemerintah tentu sangat dinanti. Salah satu yang paling fenomenal adalah BPUM.
BPUM, atau Bantuan Produktif Usaha Mikro, adalah program bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah yang khusus dirancang untuk para pahlawan ekonomi skala kecil: para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) . Program ini menjadi primadona, terutama saat pandemi COVID-19 melanda dan memukul telak berbagai sektor usaha.
Namun, pertanyaan besarnya sekarang: apakah BPUM masih ada? Bagaimana nasibnya di tahun 2025? Artikel ini akan mengupas tuntas semua yang perlu Anda ketahui, mulai dari apa itu BPUM, cara mengecek status penerima, hingga kabar terbaru mengenai bantuan untuk UMKM. Mari kita mulai!
Mengenal Kembali BPUM: Bantuan Primadona Pelaku Usaha Mikro
Bagi yang mungkin lupa atau baru mendengar, mari kita segarkan ingatan sejenak.
Apa Sebenarnya BPUM Itu?
BPUM adalah program bantuan hibah, bukan pinjaman yang harus dikembalikan. Tujuannya sangat mulia: memberikan tambahan modal kerja bagi pelaku usaha mikro agar bisa bertahan, tetap produktif, dan terus menjalankan usahanya di tengah krisis ekonomi. Program ini merupakan bagian dari skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digagas pemerintah.
Program ini dikelola oleh Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) dan disalurkan melalui bank-bank milik negara, salah satunya yang paling dikenal adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Berapa Besar Bantuan yang Diberikan?
Besaran dana BPUM bervariasi setiap periodenya. Pada awal peluncurannya di tahun 2020, setiap pelaku usaha mikro yang memenuhi syarat menerima dana sebesar Rp2,4 juta. Kemudian, pada tahun 2021, nominalnya disesuaikan menjadi Rp1,2 juta per penerima. Meski jumlahnya terlihat tidak masif, bagi usaha mikro, dana ini sangat berarti untuk membeli bahan baku atau sekadar menjaga perputaran kas.
Siapa Saja yang Berhak Menerima?
Tentu tidak semua orang bisa mendapatkan bantuan ini. Ada kriteria yang harus dipenuhi, yang pada dasarnya ditujukan agar bantuan tepat sasaran. Secara umum, syarat penerima BPUM adalah :
- Warga Negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan KTP.
- Memiliki usaha mikro yang produktif.
- Bukan Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI/Polri, ataupun pegawai BUMN/BUMD.
- Tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan dari perbankan dan KUR (Kredit Usaha Rakyat) .
Cara Cek Status Penerima BPUM: Dulu dan Sekarang
Bagi Anda yang pernah mendaftar atau merasa berhak menerima, mengecek status kepesertaan adalah langkah krusial.
Mengecek Status Penerima di Masa Lalu
Dulu, cara paling umum untuk mengecek apakah nama Anda terdaftar sebagai penerima BPUM adalah melalui portal online yang disediakan oleh bank penyalur. Salah satu yang paling banyak diakses adalah e-Form BRI.
Langkah-langkahnya cukup sederhana:
- Kunjungi situs resmi e-Form BRI di
eform.bri.co.id/bpum
. - Masukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di KTP Anda.
- Isi kode verifikasi yang muncul di layar untuk memastikan Anda bukan robot.
- Klik tombol “Process Inquiry” atau “Cek”.
- Sistem akan menampilkan notifikasi apakah NIK Anda terdaftar sebagai penerima atau tidak.
Jika terdaftar, Anda akan diarahkan untuk melakukan reservasi online untuk menentukan jadwal pencairan di kantor cabang BRI terdekat agar tidak perlu antre panjang.
Bagaimana dengan Status BPUM Saat Ini (2024-2025)?
Ini adalah pertanyaan yang paling sering muncul. Faktanya, berdasarkan informasi resmi dari pemerintah dan bank penyalur, program BPUM sudah tidak dilanjutkan sejak tahun 2022. Jika Anda mengakses laman e-Form BRI saat ini, Anda akan menemukan pemberitahuan bahwa belum ada informasi lebih lanjut terkait pencairan BPUM untuk tahun-tahun berikutnya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk waspada terhadap berita bohong atau hoaks yang mengklaim pendaftaran BPUM telah dibuka kembali. Selalu pastikan informasi berasal dari sumber resmi, seperti situs web atau media sosial Kementerian Koperasi dan UKM.
Dampak BPUM: Efektifkah Membantu UMKM?
Setiap program pemerintah pasti memiliki dua sisi mata uang: keberhasilan dan tantangan.
Sisi Positif: Penyelamat di Masa Sulit
Tidak dapat dipungkiri, BPUM memberikan dampak positif yang signifikan. Banyak penelitian dan survei menunjukkan bahwa bantuan ini efektif membantu UMKM.
- Menjaga Keberlangsungan Usaha: BPUM membantu banyak usaha mikro mengatasi kesulitan modal dan menjaga operasional mereka tetap berjalan.
- Meningkatkan Pendapatan: Sebuah studi menunjukkan bahwa BPUM berhasil meningkatkan pendapatan rumah tangga pelaku usaha mikro hingga 4,8%.
- Meningkatkan Kinerja Usaha: Fakta menarik datang dari survei yang dilakukan BRI. Sebanyak 42% responden penerima BPUM menyatakan kapasitas dan kinerja usaha mereka meningkat setelah mendapatkan bantuan tersebut.
Tantangan dan Permasalahan
Di sisi lain, pelaksanaan program masif ini juga tidak luput dari masalah. Beberapa tantangan yang sempat menjadi sorotan antara lain:
- Data Tidak Tepat Sasaran: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya penyaluran dana yang tidak tepat sasaran kepada pihak yang tidak memenuhi kriteria.
- Keluhan Masyarakat: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima ratusan laporan keluhan terkait proses penyaluran BPUM.
- Praktik Pungli: Sayangnya, ada oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan pemotongan dana bantuan secara ilegal saat proses pencairan.
Masa Depan Bantuan UMKM: Apa Pengganti BPUM?
Meskipun program BPUM sudah berakhir, bukan berarti pemerintah berhenti mendukung UMKM. Semangatnya tetap ada, namun dalam bentuk program yang berbeda.
Jika Anda adalah pelaku usaha mikro yang membutuhkan dukungan, ada beberapa alternatif yang bisa dieksplorasi:
- Kredit Usaha Rakyat (KUR): Ini adalah program pembiayaan atau kredit dengan subsidi bunga dari pemerintah. Berbeda dengan BPUM yang merupakan hibah, KUR adalah pinjaman yang harus dikembalikan, namun dengan bunga yang sangat ringan.
- Bantuan Sosial (Bansos) Lainnya: Pelaku UMKM yang memenuhi kriteria keluarga prasejahtera bisa jadi berhak menerima bantuan sosial lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH) atau Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) . Bantuan ini memang tidak secara spesifik untuk usaha, namun dapat membantu meringankan beban kebutuhan pokok.
- Program Pemberdayaan: Pemerintah juga memiliki berbagai program pelatihan dan pemberdayaan untuk meningkatkan kapasitas UMKM, baik dari sisi produksi, pemasaran, maupun manajerial .
Penutup: Terus Bergerak Maju
BPUM adalah sebuah episode penting dalam sejarah dukungan pemerintah terhadap UMKM di Indonesia, terutama di masa-masa tersulit. Program ini telah menjadi penyelamat bagi jutaan usaha mikro di seluruh negeri.
Meskipun program ini sudah tidak berjalan, semangat untuk terus maju tidak boleh padam. Bagi para pelaku UMKM, kunci utamanya adalah proaktif mencari informasi dari sumber terpercaya, terus berinovasi, dan memanfaatkan program-program lain yang disediakan pemerintah. Perjuangan memajukan usaha memang tidak mudah, tetapi dengan kegigihan dan dukungan yang tepat, UMKM Indonesia akan terus tumbuh dan menjadi tulang punggung perekonomian bangsa.